NILAI HISTORIS MAKAM PAHLAWAN SEMARANG
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Kalimat ini sudah tidak asing lagi bagi kita bangsa Indonesia. Namun demikian, masih banyak yang belum meresapi maknanya dan mengimplementasikannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Banyak orang menggunakannya sebagai jargon belaka untuk kepentingan tertentu. Mengenang jasa pahlawan yang telah gugur di medan perang, termasuk salah satu bentuk penghargaan generasi penerus bangsa. Dalam pelajaran sekolah masa lalu, tentu kita masih akrab dengan istilah “Jas Merah”. Istilah ini pernah dilontarkan oleh Bung Karno, tokoh proklamator kemerdekaan RI. Di zaman orde baru begitu memasyarakat di kalangan siswa dan mahasiswa serta masyarakat luas. Jas Merah, alias jangan sekali-kali melupakan sejarah, menjadi sebuah filosofi bangsa untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.
Taman Makam Pahlawan
Giri Tunggal adalah nama sebuah pekuburan yang berada di Jalan Pahlawan (hoek
dengan Jalan Sriwijaya) Semarang. Kompleks makam pahlawan di Semarang ini
dibangun di atas lahan seluas 3,64 hektare. Jumlah jenazah pahlawan yang
dimakamkan di Giri Tunggal ini mencapai 1.843.Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal
dibangun untuk mengenang jasa jasa pahlawan yang telah gugur ini diresmikan
pada 10 November 1955 oleh Presiden Soekarno. Pada Tahun 2010-2011 TMP Giri
Tunggal dilakukan pemugaran dan namanya menjadi Taman Makam Pahlawan Nasional
Giri Tunggal.
Pada saat saya berada
dalam makam pahlawan ini betapa saya seperti massuk kembali masa lalu dimana
para pahlawan kita khususnya di semarang berperang melawan penjajah pada
masanya. Disini dengan adanya slogan ”AKU GUGUR MEMBELA NEGARA, LANJUTKAN PERJUANGANKU”
kembali untuk memotivasi kita untuk meneruskan cita-cita dari pahlawan kita
dengan Mereka rela mati demi martabat bangsanya: Indonesia Merdeka! Karena
hanya dengan kemerdekaan itu bangsa Indonesia bisa membangun masyarakat adil
makmur, lahir dan batin.Kini, semangat patriotisme itu terkikis habis!
Indonesia kembali dikuasai imperialisme. Semua ini akibat keblingeran para
pemimpin kita yang bermental inlander, calo modal asing, dan korup!
Imperialisme bisa
berupa sistem mempengaruhi ekonomi negeri atau bangsa lain. Ia tak usah
dijalankan dengan pedang, bedil, meriam atau kapal perang, tak usah berupa
perluasan daerah dengan kekerasan senjata, tetapi berjalan dengan putar lidah
atau cara halus saja. Apa cita-cita para Pahlawan Pendahulu kita itu?Mari kita
camkan, mari kita pegang teguh, mari terus kita perjuangkan cita-cita para
Pahlawan Bangsa itu, agar kita tidak menjadi pengkhianat atas perjuangan para
pendahulu kita itu!Apakah kita mau Indonesia merdeka yang kaum kapitalnya
merajalela ataukah yang semua rakyatnya sejahtera?Kita bangsa besar, kita tidak
akan mengemis, kita tidak akan minta-minta apalagi jika bantuan-bantuan itu
diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu! Lebih baik makan gaplek, daripada
makan bistik tetapi menjadi budak! Suatu Bangsa hanyalah menjadi kuat kalau
patriotismenya meliputi patriotisme ekonomi.Ekonomi Indonesia akan bersifat
Indonesia, sistem politik Indonesia akan bersifat Indonesia, masyarakat kami
akan bersifat Indonesia, dan semua itu akan didasarkan kokoh kuat atas warisan
kulturil dan spirituil bangsa kami.Yakinlah kemerdekaan satu negara yang
didirikan di atas pengorbanan ribuan jiwa, harta benda rakyat dan bangsanya
tidak akan dapat dilenyapkan oleh siapapun juga.
Dan disini dalam pendidikan
kewarganegaraan di bimbing dan di falitasi untuk meneruskan perjuangan pahlawan
kita, Oleh karena itu, para generasi muda sekarang harus dapat menyikapi
perkembangan yang terjadi di dunia, selalu mengambil sisi positif, dan meninggalkan
sisi negatifnya. Memiliki semangat jiwa muda yang dapat membangun Negara
Indonesia yang mandiri, bersatu dan damai walaupun berbeda agama, suku, dan
budaya, dapat berpikir Rasional, Demokratis, dan Kritis dalam menuntaskan
segala masalah yang ada di Negara kita. Dengan cara cinta tanah air dan rela
berkorban bagi bangsa Indonesia, serta menjunjung tinggi nilai nasionalisme dan
persaudaraan antar agama, ras atau suku bagi semua bangsa Indonesia agar tidak
terjadi perpecahan ataupun perselisihan antar bangsa Indonesia. Kecintaan
bangsa kepada Negara harus semakin erat dan semakin tinggi rasa bangga yang
tertanam pada jiwa-jiwa bangsa Indonesia terhadap negara sendiri. Walaupun
masih ada beberapa pemuda yang tidak memiliki rasa tersebut dan cenderung tidak
lebih mencintai Negaranya sendiri tapi sekarang saatnya pemuda dan mahasiswa
harus memiliki jiwa bangga dan cinta menjadi warga Indonesia, yang dapat di
eksplore ke Negara-negara lain. Bukan hanya dalam bentuk demo yang berujung
anarkis dan perusakan infastruktur atau hal-hal yang merusak citra bangsa
Indonesia. Namun dibuktikan dengan hal-hal yang positif dan nyata bahwa negara
Indonesia adalah negara cinta damai, terpelajar, dan Negara maju. Karena
mahasiswa selalu menjadi bagian dari perjalanan sebuah bangsa, baik sebagai
pelopor, penggerak bahkan sebagai pengambil keputusan. Mahasiswa itu mempunyai
pemikiran yang kritis terhadap masalah yang ada disekitar, mengangkat realita
sosial yang terjadi di masyarakat, dan bisa juga memperjuangkan aspirasi masyarakat.
Karena jika bukan kita generasi muda yang berusaha, maka siapa lagi?
0 komentar :
Posting Komentar