PROGRAM BK KARIER DI SEKOLAH
MATERI
2.1
Program BK Karier di Sekolah
Secara garis besar pemberian bimbingan
karir dapat dilakukan melalui:
1. Model buku
paket
Departemen pendidikan dan kebudayaan RI
telah menyiapkan paket bimbingan karir yang terdiri dari :
a. Paket I
Tentang pemahaman diri yang berisi pokok - pokok materi
meliputi :
a) Pengantar
pemahaman diri
b) Bakat / kemampuan / potensi
c) Minat
d) Cita - cita / gaya
hidup
Secara garis besar
pelaksanaan paket I adalah untuk setiap sun topik diawali dengan penjelasan
dari guru pembimbing tentang arti dari masing - masing sub topik dengan memberikan contoh - contoh. Siswa diminta untuk mengerjakan tugas - tugas yang
telah ditetapkan pada lembar kerja atau lembar tugas. Tugas pembimbing
memberikan bantuan pemecahan masalah bila ada yang dialami siswa. Demikian sub
topic i – iv sehingga akhirnya setiap siswa diharapkan dapat tercapai keadaan
“memahami dirinya sendiri “.
b. Paket II
Tentang nilai - nilai yang terdiri dari :
a) Nilai - nilai
kehidupan
b) Saling mengenal
nilai - nilai orang
lain
c) Pertentangan
nilai - nilai dalam
diri
d) Pertentangan
nilai - nilai pribadi dengan orang lain
e) Nilai - nilai yang
bertentangan dengan kelompok masyarakat
f) Bertindak atas
nilai - nilai pribadi
Siswa mencatat tentang nilai - nilai yang ada
pada dirinya, pada orang lain yang berbeda dengan dirinya, yang ada pada
masyarakat dan akhirnya siswa dilatih untuk dapat bertindak atas nilai - nilai
pribadinya
c. Paket III
Tentang pemahaman lingkungan yang terdiri dari :
a) Informasi
pendidikan
b) Kekayaan daerah
dan pengembangannya
c) Informasi jabatan
Diharapkan
siswa dapat memilih alternative jabatan yang dianggap paling baik untuk dirinya
pada masa yang akan datang.
d. Paket IV
Tentang hambatan dan mengatasi hambatan yang terdiri dari
;
a) Faktor pribadi
b) Faktor lingkungan
c) Manusia dan
hambatan
d) Cara – cara
mengatasi hambatan
Siswa dapat mengambil kesimpulan untuk memilih
alternative cara mengatasi hambatan (meskipun pada waktu lain masih dapat pula
berubah pengambilan alternative itu, tetapi setidaknya latihan ini dapat
meningkatkan rasa harga diri dan percaya diri sendiri).
e. Paket V
Tentang merencanakan masa depan meliputi :
a) Menyusun
informasi diri
b) Mengelola
informasi diri
c) Mempertimbangkan
alternative
d) Keputusan dan
rencana
e) Menciptakan
masa depanku
Setiap siswa memiliki prospek masa depan yang dicita –
citakannya setelah melalui proses penyelesaian paket demi paket.
Bimbingan karier dengan buku paket
merupakan bagian dari pemberlakuan kurikulum 1984. Paket I – paket V dirancang
untuk diselesaikan dalam satu tahun, pada tahun pertama baik di SMA, SMP, umum.
Dengan kata lain, paket adalah
bentuk penyelengaraan bimbingan karier yang menggunakan ancangan pembelajaran
(Depdikbud, 1984). Bimbingan karier dengan buku paket bermanfaat bagi salah
satu cara pemberian layanan. Meskipun demikian, bimbingan karier dengan buku
paket ini mengandung segi kelemahan. Kelemahan itu terdapat di dalam buku paket
itu sendiri dan di dalam pelaksanaannya. Keberatan pokok adalah kurangnya
dukungan sistem bagi pelaksanaannya di sekolah dan daerah.
2. Model Non Buku
Paket
Bimbingan karir dengan buku paket
merupakan cara baru dalam penyajian dan pendekatan. Sebelum model paket,
bimbingan karir telah pula diberikan melalui beberapa cara antara lain :
- Pengajaran
Unit ( Unit Teaching )
Yaitu bimbingan karir yang dilaksanakan
melalui pengajaran unit, baik secarakhusus maupun terintegrasi dengan kegiatan
kurikuler.
- Hari Karir
( Career day )
Yaitu pada hari – hari tertentu yang
dipilih dan ditetapkan untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang berkaitanan dengan
pemahamn diri dan pengembangan karir, sehingga diharapkan setelah melalui
proses yang cukup setiap siswa akan memiliki bekal menghadapi masa depan
optimis, percaya pada diri sendiri dan penuh kreatifitas. Kelemahan hari karier
adalah acara ini bisa mengganggu jalannya pelajaran sehari-hari. Untuk
mengatasi kelemahan ini hari karier
diselenggarakan dengan mengambil waktu yang lebih pendek sekali acara.
- Kegiatan
Homeroom
Yaitu suatu kegiatan yang dilakukan
dalam kelas bersama guru atau pembimbing atau wali kelas dengan menciptakan
situasi seperti di rumah sehingga terdapat hubungan yang intim dan terbuka
serta menyenangkan. Tujuan kegiatan ini adalah :
Bentuk kegiatannya bisa bervariasi atau
berbeda – beda, tetapi isi kegiatannya dan maksudnya sama.
a) untuk lebih
memahami siswa
b) mengadakan
hubungan yang lebih akrab dengan siswa
c) untuk membantu
kesulitan dan kebutuhan siswa
·
Sistem perwalian kelas di SMP dan SMA
·
Sistem mentor atau tutor di perguruan tinggi
·
Sistem penuntun di pendidikan ketentaraan
·
Sistem guru kelas untuk SD
Pelaksanaan Homeroom ada 2 macam yaitu
:
1) Kelompok tetap
Membutuhkan kemampuan yang menyeluruh dari guru atau wali
kelompok /
guru pembimbing
2) Kelompok
bertukar
Setiap kali pembimbingan diberikan oleh guru/wali
kelompok/guru pembimbingyang berbeda. System ini pengelolaanya lebih sulit,
tetapi guru pembimbing dapat mengadakan spesialisasi.
- Karyawisata
Yaitu melalui kunjungan –
kunjungan ke berbagai obyek tertentu yang ada kaitannya dengan pengembangan
karier siswa.dalam kegiatan ini siswa diberi tugas yang disesuaikan dengan
kecakapan dan tingkat tanggung jawab, kebutuhan dan minatnya. Untuk
melaksanakan karyawisata dilakukan 3 langkah yaitu :
1) Persiapan
Karyawisata berupa diskusi menentukan obyek, pembagian tugas, dan mengumpulkan
informasi.
2) Pelaksanaan
karyawisata dengan mengamati, wawancara, mencatat, dan menggambar.
3) Pengolahan hasil
karyawisata berupa pembuatan laporan.
- Ceramah
Narasumber
Yaitu ceramah yang diberikan oleh nara
sumber yang memiliki kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan yag sesuai dengan
kebutuhan dalam rangka pengembangan karir.
- Wawancara
dengan Pekerja
Dilakukan oleh siswa secara langsung
terhadap mereka yang terlibat langsung dengan sesuatu jenis pekerjaan untuk
memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang suatu karir tertentu sehingga
dapat mengembangkan konsep diri siswa.
- Latihan Kerja
Yaitu suatu kesempatana tertentu siswa mengadakan latihan
– latihan dalam kariri tertentu pada tempat kerja tertentu. Atau baiasanya
disebut magang.
- Kegiatan Kurikuler
Yaitu dalam bagian dari proses belajar mengajar bidang
studi tertentu di dalamnya ada bagian yang bersifat kerja atau ketrampilan
tertentu yang secara otomatis mampu merangsang siswa untuk berkarya / berkariri
sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Selain cara - cara diatas
dapat pula pemberian bimbingan karir dengan mengingat situasi dan kondisi di
sekolah, anak yang bersangkutan, lingkungan. Kegiatan bimbingan karir lainnya meliputi :
1) Inventarisasi
pribadi
2) Pemahaman dunia
kerja
3) Orientasi dunia
kerja
4) Konseling dan
pengambilan keputusan karir
5) Penempatan
6) Tindak lanjut
dan Evaluasi
7) Kurikulum dan
Bimbingan karir
Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut
diperlukan penyesuaian dan pengembangan dengan penerapan jenjang dan jenis
sekolah yang ada. Hal yang dipertimbangkan dalam penyesuaian adalah faktor
siswa, tahap – tahap perkembangan siswa dan kebutuhan kelompok.
Berkenan dengan jenis pendidikan, bisa
dibedakan antara bimbingan karir di sekolah menengah teknologi - kejuruan dan
sekolah menengah umum. Sekolah menengah kejuruan bersifat terminal, lulusannya
tidak dimaksudkan melanjutkan lagi ke pendidikan yang lebih tinggi tetapi
memasuki dunia kerja, sedangkan sekolah mengah umum menyiapkan siswanya
terutama untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, jenjang
terakhirnya adalah universitas. Sehingga sifat keputusan karir seorang
siswa STM berbeda dengan siswa SMA. Sementara itu ada bimbingan karir untuk
memenuhi kebutuhan - kebutuhan
khusus dan karena latar
belakang khusus, seperti bimbingan karir untuk wanita, kaum usia tua,
penyandang cacat dan mereka yang baru keluar dari program rehabilitasi, seperti
mantan narapidana, veteran yang baru pulang dari medan perang.
- Inventarisasi
Pribadi
Dari kegiatan asasmen pribadi diperoleh
data dan informasi mengenai pribadi siswa, khususnya adalah data dan keterangan
yang erat kaitannya dengan masalah pemilihan karir, artinya yang dapat
digunakan untuk bahan mengambil keputusan karir dan menyusun rencana karir.
Program umum inventori pribadi mencakup program testing, program penyusunan
instrument/alat ukur sendiri, program penyusunan norma local, programtabel
ekspentasi, program penggunaan data hasil inventarisasi untuk penyusuna program
– program lain, termasuk program pengajaran dan program bantuan kepada guru dan
kepada kepala sekolah. Keterangan yang
terkumpul melalui kegiatan ini adalah :
1) Kemampuan
mental umum ( kecerdasan )
2) Kemampuan
khusus ( bakat ) karir
3) Minat umum dan
minat karir
4) Masalah (
termasuk masalah dalam karir )
5) Prestasi
belajar siswa
Inventarisasi pribadi mencakup mencakup
teknik testing dan teknik non testing. Dalam pengorganisasian kegiatan ini
diperlukan perumusan tujuan dan pelibatan guru dan staf lain di sekolah dalam
perancangan dan pelaksanaan program.
- Pemahaman
Dunia Kerja
Program ini meliputi 2 program besar
yaitu
1) Program
pengumpulan bahan informasi
Mencakup kegiatan segi masyarakat khususnya masyarakat industry dan dunia
usaha, disamping kegiatan – kegiatan lain seperti kontak dengan instansi/sumber
masyarakat, kunjungan konselor ke instansi industry, undangan narasumber, yang
bertujuan mengumpulkan bahan informasi khususnya karir.
2) Program
penyampaian atau penggunaan bahan informasi.
Menggunakan metode bimbingan kelompok, kegiatan
individual yang dipadukan ke dalam kegiatan konseling dan kegiatan kelompok
terpadu dalam program pengajaran atau program pendidikan lain di sekolah.
Bimbingan karir berupa diskusi kelompok sangat efektif bagi siswa – siswa yang
mempunyai kebutuhan dan masalah yang sama.
Tujuan kegiatan ini tidak hanya pengembangan ranah
kognitif saja, khususnya pengetahuan tentang dunia kerja. Pengalaman harus
menjangkau sampai pada ranah afektif dan nternalisasi pengetahuan, sikap,
nilai, kedalam perilaku yang dikehendaki. Bagi siswa yang memasuki dunia kerja,
tidak cukup bermodalkan bakat, pengetahuan dan keterampilan saja, adalah
penting bahwa segi afektif keterampilan kerja untuk dikembangkan di sekolah.
Beberapa hal mengenai pengorganisasian program untuk
pemahaman dunia kerja diberikan penekanan di :
·
Jelas dan eksplisitnya rumusan tujuan
program dan kegiatan
·
Perlu dan pentingnya pelibatan siswa
·
Perlunya pelibatan dan kerja sama guru
dan staf lainnya
- Orientasi
dunia kerja
Melalui kegiatan ini daharapkan siswa
mengenal lingkungan kerja dan kondisi kerja dalam keadaan nyata. Kegiatan ini
mencakup pengalaman siswa berkunjung ke tempat – tempat kerja di industri –
industri. Di samping melakukan pengamatan terhadap orang – orang yang bekerja,
lingkungan kerja dan suasananya, siswa juga bisa melakukan wawancara dengan
pekerja mengenai berbagai hal, seperti pekerjaannya, perasaannya
danpandangannya tentang pekerjaan yang yang dilakukan dan tentang lingkungan
serta suasana dimana mereka bekerja. Siswa akan memperoleh pemahaman dan
orientasi yang lebih baik dengan mewawancarai pekerja yang sudah berpengalaman
mengenai pekerjaan yang diinginkan.
- Konseling
Pengambilan Keputusan Karir
Kegiatan ini dilakukan dengan sasaran
agar program dimanfaatkan secara maksimum oleh siswa dan menjangkau sasaran
khalayak ( siswa ) seluas – luasnya. Diskusi kelompok untuk siswa – siswa
dengan masalah dan kebutuhan yang sama dapat menjadi wahana bagi munculnya
kesiapan konseling secara individual.
Di samping format diskusi kelompok dan
konseling bisa dikembangkan program - program lain berkenaan dengan keputusan karir. Sebagai
contoh Brailey et al. mengembangkan program ICDM ( Improved Career Decision
Making ) yang bertujuan meningkatkan keterampilan siswa dalam pengambilan
keputusan karir. Pokok bahasannyan meliputi :
1) Penjelasan
mengenai ICDM
2) Perubahan
pekerjaan
3) Perubahan
informasi
4) Perubahan
pengambilan keputusan
5) Perubahan
konseling karir
6) Informasi pasar
kerja
7) Konsep tentang
pasar kerja
8) System/sumber
klasifikasi
9) Perencanaan
tindakan
10) Informasi pasar
kerja local/daerah/nasional
11) System
penyampaian informasi karir
12) Matriks
pengambilan keputusan
13) Kebutuhan
khusus
14) Kegiatan
konseling kelompok dengan video
15) Kegiatan
perencanaan kegiatan
- Penempatan
Program penempatan kerja berlaku sekali
dan lebih nyata dalam bimbingan karier di sekolah menengah kejuruan dari pada
di sekolah umum. Sebagai buah konseling yang berhasil siswa mampu mengambil
keputusan kerja meskipun hanya bersifat sementara. Pengalaman seperti itu
memungkinkan siswa menentukan pilihan yang lebih definitif. Kalau sistem ganda
dan kebijakan tentang link-and-match yang dicanangkan Depdikbud berjalan sperti
yang dimaksud –seperti yang diberitakan;ditetapkan mulai 1994- maka hal itu
akan memperlancar penyelenggaraan program penempatan kerja ini. Untuk sekolah
menegah umum (SMA), program penempatan berupa, penempatan siswa-siswa ke
jurusan-jurusan yang ada atau ke program kurikulum seperti prakarya, kelompok
minat atau hobi, yang semuanya itu pada akhirnya mempunyai nilai untuk tujuan
perancangan karier juga.
- Tindak
Lanjut dan Evaluasi
Tindak lanjut ditujukan kepada para
tamatan atau mereka yang putus sekolah dan bertujuan mengetahui apakah mereka
mendapat pekerjaan; kalau bekerja, apakah pekerjaan itu cocok dengan pendidikan dan keputusan yang
diambil dalam konseling, apakah
memperoleh kepuasan kerja; kalau tidak bekerja, mengapa. Tujuan umum studi
tindak lanjut adalah untuk mengetahui apakah program/layanan berhasil, apakah tujuan
tercapai. Mengacu pada layanan tindak lanjut ditujukan pada siswa yang baru
memperoleh layanan, misalnya layanan konseling karier –apakah siswa
melaksanakan keputusan kerja yang diambil dalam konseling. Jadi tindak lanjut
mempunyai arti penilaian –menilai keberhasilan layanan. Studi lanjut juga
merupakan cara memperoleh bahan informasi jabatan bagi mantan siswa yang tamat
atau putus sekolah.
- Kurikulum dan Bimbingan Karier
Inti kegiatan program ini adalah
pemaduan layanan bimbingan karier ke dalam kurikulum (pengajaran). Beberapa
kegiatan pengajaran yang bisa dimanfaatkan untuk pelaksanaan bimbingan karier
diuraikan berikut:
Pengajaran
berbagai bidang studi. Pengajaran bermanfaat khususnya
sebagai wahana untuk memberikan informasi pekerjaan. Misal kimia dan
biologi dengan dokter, matematika dengan konsultan pajak. Adanya
kandungan informasi karier pada setiap mata pelajaran perlu disadari guru.
Sudah barang tentu tujuan setiap mata ajaran lebih luas dari itu, yaitu mencakup
tujuan-tujuan sosial, kultural dan personal.
Unit pengajaran. Bidang studi
IPS adalah yang cocok untuk wadah menciptakan pelajaran khusus tentang karier.
Penagajaran dalam bentuk proyek, atau unit memberikan pengalaman belajar kepada
siswa untuk memperoleh pemahaman yang utuh tentang suatu pokok minat dan
perhatian siswa. Pengajaran unit juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengkaji satu pokok masalah secara lintas disiplin pelajaran dan terintegrasi,
dalam hal ini tidak hanya dari bidang mata pelajaran IPS sendiri, tetapi juga
diluarnya seperti bahasa, IPA, matematika, kesehatan. Pengajaran unit juga
memungkinkan digunakannya beragam metode, media-sumber, dan ancangan yang
semuanya mengaktifkan siswa dengan begitu pengalaman belajar menjadi lebih
bermakna. Salah satu metode yang penting adalah main peran atau sandiwara, yang
memberikan pengalaman karier tak langsung atau simulasi.
2.2 Pengertian Instrument
Secara umum yang dimaksud instrument
adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat
dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan
data mengenai suatu variable. Dalam bidang penelitian, instrument diartikan
sebagai alat untuk mengumpulkan data mengenai variabel - variabel penelitian
untuk kebutuhan penelitian, sedangkan dalam bidang pendidikan instrument
digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, factor - factor yang diduga
mempunyai hubungan atau berpengaruh terhadap hasil belajar, perkembangan hasil
belajar siswa, keberhasilan proses belajar mengajar guru, dan keberhasilan
pencapaian suatu programtertentu.
2.3 Jenis-jenis Instrumen
Pada dasarnya instrumen dapat dibagi dua yaitu tes dan
nontes. Yang termasuk kelompok tes adalah tes prestasi belajar, tes
intelegensi, tes bakat, dan tes kemampuan akademik, sedangkan yang termasuk
dalam kelompok non-tes adalah skala sikap, skala penilaian, pedoman observasi,
pedoman wawancara, angket, pemeriksaan dokumen dan sebagainya. Instrumen yang
berbentuk tes bersifat performansi maksimum sedang instrumen non-tes bersifat
performansi tipikal.
1. Tes
a. Pengertian
Secara umum tes diartikan sebagai
alat yang digunakan untuk mengukur pengetahuan dan penguasaan obyek ukur
terhadap seperangkat konten dan materi tertentu. Menurut Sudijono (1996), tes
adalah alat atau prosedur yang digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian.
Tes dapat juga diartikan sebagai alat pengukur yang mempunyai standar objektif,
sehingga dapat dipergunakan secara meluas, serta betul - betul dapat digunakan
untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu
(Anastasi dan Turabian, 1997). Menurut Cronbach (1984), tes merupakan suatu
prosedur yang sistematis untuk mengamati atau mendeskripsikan satu atau lebih
karakteristik seseorang dengan menggunakan standar numeric atau sistem
kategori. Menurut Bruce (1978), tes dapat digunakan untuk mengukur banyaknya
pengetahuan yang dieroleh individu dari suatu bahan pelajaran yang terbatas
pada tingkat tertentu. Oleh karena itu, tes merupakan alat ukur yang banyak
digunakan dalam dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan umumnya orang masih
memandang bahwa indikator keberhasilan seseorang mengikuti pendidikan adalah
dilihat dari seberapa banyak orang menguasai materi yang telah dipelajarinya
dalam suatu jenjang pendidikan tertentu. Norman (1976) mengemukakan bahwa tes
merupakan salah satu prosedur evaluasi yang komprehensif, sistematik, dan
obyektif yang hasilnya dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan dalam proses pengajaran yang dilakukan oleh guru. Dari beberapa
pengertian tes di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tes memiliki peranan yang
sangat penting dalam dunia pendidikan.
b. Fungsi
Secara umum ada beberapa fungsi tes
dalam dunia pendidikan. Pertama, tes dapat berfungsi sebagai alat untuk
mengukur prestasi belajar siswa. Sebagai alat untuk mengukur prestasi belajar
siswa tes dimaksudkan untuk mengukur tingkat perkembangan atau kemajauan yang
telah dicapai siswa setelah menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu
tertentu. Kedua, tes dapat berfungsi sebagai motivator dalam pembelajaran. Hampir
semua ahli teori pembelajaran menekankan pentingnya umpan balik yang berupa
nilai untuk meningkatkan intensitas kegiatan belajar. Ketiga, tes dapat
berfungsi untuk upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Dalam rangka perbaikan
kualitas pembelajaran ada tiga jenis tes yang perlu dibahas, yaitu tes
penempatan, tes diagnostic, dan tes formatif. Tes yang dilaksanakan untuk
keperluan penempatan bertujuan agar setiap siswa yang mengikuti kegiatan
pembelajaran di kelas atau pada jenjang pendidikan tertentu dapat mengikuti
kegiatan pembelajaran secara efektif, karena sesuai dengan bakat dan
kemampuannya masing – masing. Keempat, tes yang dimaksudkan untuk menentukan
berhasil atau tidaknya siswa sebagai syarat untuk melanjutkan pendidikan pada
jenjang yang lebih tinggi. Untuk keperluan ini dikenal istilah tes sumatif.
c. Penyusunan tes sebagai alat
evaluasi.
Penyusunan dan pengembangan tes
dimaksudkan untuk memperoleh tes yang valid, sehingga hasil ukurnya dapat
mencerminkan secara tepat hasil belajar atau prestasi belajar yang dicapai oleh
masing – masing individu peserta tes setelah selesai mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Adapan langkah- langkah menyusun tes
adalah:
a) Menetapkan tujuan tes.
b) Analisis kurikulum.
c) Analisis buku pelajaran.
d) Membuat kisi-kisi.
e) Penulisan tujuan instuksional
khusus.
f) Penulisan soal.
g) Uji soal tes.
h) Analisis hasil uji coba.
i)
Revisi
soal.
j)
Merakit
soal menjadi tes.
k) Pengayaan dan remedial.
2. Non Tes
a. Observasi pelaksanaan Speed Test
pada saat Lomba Cerdas Cermat.
Speed Test merupakan salah satu dari
jenis tes yang ditinjau dari waktu yang disediakan bagi peserta tes. Dalam
speed test, waktu yang disediakan bagi peserta tes sangat terbatas sehingga
peserta tes perlu memacu otak secara ekstra untuk dapat menjawab dan
menyelesaiakan butir-butir tes.
2.4 Definisi
Penilaian
Pengertian penilaian
menurut para ahli :
1. Guba
(dalam Abramson, 1979), mempelajari rumusan-rumusan definisi di dalam pustaka,
mengenali tiga jenis definisi penilaian yaitu (1) padanan istilah pengukuran,
(2) identic dengan kecocokan antara kinerja dan tujuan, dan (3) pertimbangan
professional.
2. Definisi
umum mengenai penilaian di lingkungan pendidikan menurut Cronbach (1974), dalam
Payne), penilaian adalah pengumpulan dan penggunaan informasi untuk membuat
keputusan mengenai suatu program pendidikan.
3. Di
bidang bimbingan, McDaniel (1956) dengan merujuk ke pendapat Kefauver dan Hand
mengatakan bahwa penilaian adalah proses menentukan nilai guna, dan penilaian
suatu program bimbingan merupakan suatu usaha untuk menentukan nilai dan
kegunaan program itu.
Keputusan didalam
bimbingan karier, seperti halnya dalam bidang pendidikan umumnya, ada
bermacam-macam yang menyangkut program, siswa perseorangan, administrative maka
macam informasi yang diperlukan untuk bahan pengambilan keputusan itu pun
bermacam-macam.
Keputusan yang
menyangkut program, misalnya adalah program itu diperbarui, atau diganti, atau
diberlakukan, atau diteruskan ke sekolah-sekolah atau ke daerah-daerah lain,
atau diteruskan penyelenggaraannya di suatu sekolah. Keputusan yang menyangkut
siswa perseorangan, umpamanya adalah menempatkan seorang siswa di suatu jurusan
tertentu atau merujuk siswa tersebut ke konselor lain. Dari penilaian juga bisa
diperoleh informasi untuk keputusan administratif yang menyangkut lembaga
seperti mempertimbangkan bagaiman “baiknya” sistem sekolah yang memiliki
program karier tertentu, bagaimana kecakapan konselor yang mengelola suatu
program bimbingan karier.
Dari uraian-uraian
tentang pengertian penilaian diatas tersirat maksud atau fungsi penilaian. Di
bidang bimbingan, konselor melakukan penilaian karena kepedualiannya yang besar
untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi siswa. Dengan melakukan
penilaian, konselor pada hakikatnya bermaksud mengusahakan perbaikan atau
peningkatan kinerja professional, melakukan penilaian merupakan kebutuhan dan
tujuan etis pribadi.
2.5 Penilaian
Pengajaran dan Penilaian Bimbingan
Penilaian
dalam pengajaran berusaha melihat terjadinya perubahan perilaku siswa sebagai
hasil belajar dan ini mengacu ke tujuan pembelajaran yang ditetapkan
berdasarkan tujuan kurikulum. Dasar pertimbangan pemberian nilai adalah asesmen
suatu bentuk pengukuran atas kinerja siswa. Dalam penilaian dalam pengajaran
ada pengertian “baik” dan “buruk”, atau “benar” dan “salah” mengenai tingkah
laku seorang siswa, dan pertimbangan penilainnya berdasarkan isi kurikulum dan
tujuan pembelajran yang ditetapkan sebelumnya. Dalam praktik pengajaran yang
lazim di sekolah-sekolah, penilaian pengajaran memberikan lambing sebagai
simpulan atas perilaku siswa yang dinilai, berupa angka nilai (misalnya 5, 6,
7, sampai 10; atau 10 ampai 100), atau lambing lain, huruf umpamanya (misalnya
A, B, C ,D E) atau pernyataan kualitatif (misalnya bagus, cukup, kurang). Lambang-lambang
penilaian ini dalam system yang berlaku, biasanya digunakan guru untuk
mengambil keputusan yang menyangkut siswa, apakah siswa naik kelas atau harus
tinggal kelas, lulus atau gagal dalam ujian.
Penilaian
dalam bimbingan, khususnya terhadap layanan konseling, tidak menilai siswa
dalam arti dan penggunaan seperti dalam pengajaran. Penialain dalam bimbingan
lebih banyak menilai konselor dan pelayanannya dari pada menilai klien. Acuan
penilaian dalam pengajaran adalah tujuan yang ditetapkan guru atau perancang berdasarkan
isi dan tujuan kurikulum, sedangkan penilaian konseling mengacu pada tujuan yng
ditetapka klien sendiri dengan bantuan konselor. Dalam hal program, dalam
banyak hal, penilaian keefektifan program bimbingan banyak persamaannya dengan
penilaian keefektifan pengajaran. Simpulan penilaiannya secara garis besar
adalah program bimbingan berhasil (tujuan tercapai, efektif) atau program
bimbingan tidak berhasil.
Penilaian
Bimbingan Dilihat dari Segi yang Dinilai, ada berbagai pandangan mengenai segi
bimbingan yang dinilai. Dalam penilaian produk, sasarannya adalah menjadikan
keluaran system, yaitu siswa dengan perilaku dan capaiannya. Mencari, menilai
dan menafsirkan informasi tentang kesempatan kerja. Penilain acuan keluaran ini
memandang produk merupakan hasil akhir dari seluruh usaha intervensi yang telah
diberikan tidak pandang apa yang terjadi atau dilakukan untuk menghasilkan
produk itu..
Penilaian
proses juga disebut penilaian formatif, hakikatnya menilai apa yang terjadi
waktu sistem dalam tahap pembentukan dalam menilai apa yang terjadi waktu
sistem dalam tahap pembentukan dalam rangka mencapai tujuan. Penilaian ini berguna
untuk mengenali mana dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan yang membuahkan
hasil dan mana yang tidak. Berdasarkan penilaian proses diambil keputusan untuk
meneruskan sistem atau mengubahnya. Kedua macam penilaian ini, produk dan
proses adalah jenis penilaian yang lazim dilakukan.
2.6 Proses
Penilaian Bimbingan
Penilaian
dalam bimbingan menurut McDaniel (1956) secara umum berlangsung mengikuti
proses berikut :
1. Merumuskan
tujuan.
2. Menetapkan
kriteria.
3. Megumpulkan
data (bukti, evidensi).
4. Mempertimbangkan
kecocokan evidensi itu terhadap kriteria.
Blocher (1987)
mengenali delapan langkah dalam proses penilain, yang dengan langkah kesembilan
(Brown dan Srebelus, 1988) menjadi:
1. Mengenali
jutuan penilaian dan keputusan yang diambil.
2. Menentukan
siapa yang akan mengambil keputusan.
3. Menetapkan
kriteria penilaian.
4. Menentukan
sumber data.
5. Menentukan
cara pengumpulan data.
6. Mengumpulkan
data.
7. Menganalisis
data.
8. Menafsirkan
data dan melaporkan hasil.
9. Mengambil
keputusan mengenai program berdasarkan simpulan penilaian.
Langkah-langkah proses penilaian tersebut diatas
nyata berlaku untuk pelaksanaan penilaian yang sistematis, dan penilaian itu
menerapkan ancangan penelitian (riset) atau studi penilaian. Demikianpun yang
dimaksud dengan langkah-langkah penilaian itu khususnya adalah penilaian
program bimbingan. Ini berarti bahwa program itu melalui proses perancangan.
0 komentar :
Posting Komentar