Our social:

Selasa, 07 Juli 2015

PROGRAM BK KARIER DI SEKOLAH



 MATERI
2.1  Program BK Karier di Sekolah
Secara garis besar pemberian bimbingan karir dapat dilakukan melalui:
1.    Model buku paket
Departemen pendidikan dan kebudayaan RI telah menyiapkan paket bimbingan karir yang terdiri dari :
a.       Paket I
Tentang pemahaman diri yang berisi pokok - pokok materi meliputi :
a)      Pengantar pemahaman diri
b)      Bakat / kemampuan / potensi
c)      Minat
d)     Cita - cita / gaya hidup
Secara garis besar pelaksanaan paket I adalah untuk setiap sun topik diawali dengan penjelasan dari guru pembimbing tentang arti dari masing - masing sub topik dengan memberikan contoh - contoh. Siswa diminta untuk mengerjakan tugas - tugas yang telah ditetapkan pada lembar kerja atau lembar tugas. Tugas pembimbing memberikan bantuan pemecahan masalah bila ada yang dialami siswa. Demikian sub topic i – iv sehingga akhirnya setiap siswa diharapkan dapat tercapai keadaan “memahami dirinya sendiri “.
b.      Paket II
Tentang nilai - nilai yang terdiri dari :
a)      Nilai - nilai kehidupan
b)      Saling mengenal nilai - nilai orang lain
c)      Pertentangan nilai - nilai dalam diri
d)     Pertentangan nilai - nilai pribadi dengan orang lain
e)      Nilai - nilai yang bertentangan dengan kelompok masyarakat
f)       Bertindak atas nilai - nilai pribadi
   Siswa mencatat tentang nilai - nilai yang ada pada dirinya, pada orang lain yang berbeda dengan dirinya, yang ada pada masyarakat dan akhirnya siswa dilatih untuk dapat bertindak atas nilai - nilai pribadinya
c.       Paket III
Tentang pemahaman lingkungan yang terdiri dari :
a)    Informasi pendidikan
b)   Kekayaan daerah dan pengembangannya
c)    Informasi jabatan
   Diharapkan siswa dapat memilih alternative jabatan yang dianggap paling baik untuk dirinya pada masa yang akan datang.
d.      Paket IV
Tentang hambatan dan mengatasi hambatan yang terdiri dari ;
a)      Faktor pribadi
b)      Faktor lingkungan
c)      Manusia dan hambatan
d)     Cara – cara mengatasi hambatan
Siswa dapat mengambil kesimpulan untuk memilih alternative cara mengatasi hambatan (meskipun pada waktu lain masih dapat pula berubah pengambilan alternative itu, tetapi setidaknya latihan ini dapat meningkatkan rasa harga diri dan percaya diri sendiri).
e.       Paket V
Tentang merencanakan masa depan meliputi :
a)      Menyusun informasi diri
b)      Mengelola informasi diri
c)      Mempertimbangkan alternative
d)     Keputusan dan rencana
e)      Menciptakan masa depanku
Setiap siswa memiliki prospek masa depan yang dicita – citakannya setelah melalui proses penyelesaian paket demi paket.
Bimbingan karier dengan buku paket merupakan bagian dari pemberlakuan kurikulum 1984. Paket I – paket V dirancang untuk diselesaikan dalam satu tahun, pada tahun pertama baik di SMA, SMP, umum.
 Dengan kata lain, paket adalah bentuk penyelengaraan bimbingan karier yang menggunakan ancangan pembelajaran (Depdikbud, 1984). Bimbingan karier dengan buku paket bermanfaat bagi salah satu cara pemberian layanan. Meskipun demikian, bimbingan karier dengan buku paket ini mengandung segi kelemahan. Kelemahan itu terdapat di dalam buku paket itu sendiri dan di dalam pelaksanaannya. Keberatan pokok adalah kurangnya dukungan sistem bagi pelaksanaannya di sekolah dan daerah.
2.    Model Non Buku Paket
Bimbingan karir dengan buku paket merupakan cara baru dalam penyajian dan pendekatan. Sebelum model paket, bimbingan karir telah pula diberikan melalui beberapa cara antara lain :
  1. Pengajaran Unit ( Unit Teaching )
Yaitu bimbingan karir yang dilaksanakan melalui pengajaran unit, baik secarakhusus maupun terintegrasi dengan kegiatan kurikuler.
  1. Hari Karir ( Career day )
Yaitu pada hari – hari tertentu yang dipilih dan ditetapkan untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang berkaitanan dengan pemahamn diri dan pengembangan karir, sehingga diharapkan setelah melalui proses yang cukup setiap siswa akan memiliki bekal menghadapi masa depan optimis, percaya pada diri sendiri dan penuh kreatifitas. Kelemahan hari karier adalah acara ini bisa mengganggu jalannya pelajaran sehari-hari. Untuk mengatasi kelemahan ini hari karier diselenggarakan dengan mengambil waktu yang lebih pendek sekali acara.
  1. Kegiatan Homeroom
Yaitu suatu kegiatan yang dilakukan dalam kelas bersama guru atau pembimbing atau wali kelas dengan menciptakan situasi seperti di rumah sehingga terdapat hubungan yang intim dan terbuka serta menyenangkan. Tujuan kegiatan ini adalah :
Bentuk kegiatannya bisa bervariasi atau berbeda – beda, tetapi isi kegiatannya dan maksudnya sama.
a)      untuk lebih memahami siswa
b)      mengadakan hubungan yang lebih akrab dengan siswa
c)      untuk membantu kesulitan dan kebutuhan siswa
·         Sistem perwalian kelas di SMP dan SMA
·         Sistem mentor atau tutor di perguruan tinggi
·         Sistem penuntun di pendidikan ketentaraan
·         Sistem guru kelas untuk SD
Pelaksanaan Homeroom ada 2 macam yaitu :
1)      Kelompok tetap
Membutuhkan kemampuan yang menyeluruh dari guru atau wali kelompok / guru pembimbing
2)      Kelompok bertukar
Setiap kali pembimbingan diberikan oleh guru/wali kelompok/guru pembimbingyang berbeda. System ini pengelolaanya lebih sulit, tetapi guru pembimbing dapat mengadakan spesialisasi.
  1. Karyawisata
Yaitu melalui kunjungan – kunjungan ke berbagai obyek tertentu yang ada kaitannya dengan pengembangan karier siswa.dalam kegiatan ini siswa diberi tugas yang disesuaikan dengan kecakapan dan tingkat tanggung jawab, kebutuhan dan minatnya. Untuk melaksanakan karyawisata dilakukan 3 langkah yaitu :
1)      Persiapan Karyawisata berupa diskusi menentukan obyek, pembagian tugas, dan mengumpulkan informasi.
2)      Pelaksanaan karyawisata dengan mengamati, wawancara, mencatat, dan menggambar.
3)      Pengolahan hasil karyawisata berupa pembuatan laporan.
  1. Ceramah Narasumber
Yaitu ceramah yang diberikan oleh nara sumber yang memiliki kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan yag sesuai dengan kebutuhan dalam rangka pengembangan karir.
  1. Wawancara dengan Pekerja
Dilakukan oleh siswa secara langsung terhadap mereka yang terlibat langsung dengan sesuatu jenis pekerjaan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang suatu karir tertentu sehingga dapat mengembangkan konsep diri siswa.
  1. Latihan Kerja
Yaitu suatu kesempatana tertentu siswa mengadakan latihan – latihan dalam kariri tertentu pada tempat kerja tertentu. Atau baiasanya disebut magang.
  1. Kegiatan Kurikuler
Yaitu dalam bagian dari proses belajar mengajar bidang studi tertentu di dalamnya ada bagian yang bersifat kerja atau ketrampilan tertentu yang secara otomatis mampu merangsang siswa untuk berkarya / berkariri sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Selain cara - cara diatas dapat pula pemberian bimbingan karir dengan mengingat situasi dan kondisi di sekolah, anak yang bersangkutan, lingkungan. Kegiatan bimbingan karir lainnya meliputi :
1)      Inventarisasi pribadi
2)      Pemahaman dunia kerja
3)      Orientasi dunia kerja
4)      Konseling dan pengambilan keputusan karir
5)      Penempatan
6)      Tindak lanjut dan Evaluasi
7)      Kurikulum dan Bimbingan karir
Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut diperlukan penyesuaian dan pengembangan dengan penerapan jenjang dan jenis sekolah yang ada. Hal yang dipertimbangkan dalam penyesuaian adalah faktor siswa, tahap – tahap perkembangan siswa dan kebutuhan kelompok.
Berkenan dengan jenis pendidikan, bisa dibedakan antara bimbingan karir di sekolah menengah teknologi - kejuruan dan sekolah menengah umum. Sekolah menengah kejuruan bersifat terminal, lulusannya tidak dimaksudkan melanjutkan lagi ke pendidikan yang lebih tinggi tetapi memasuki dunia kerja, sedangkan sekolah mengah umum menyiapkan siswanya terutama untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, jenjang terakhirnya adalah universitas. Sehingga sifat keputusan karir seorang siswa STM berbeda dengan siswa SMA. Sementara itu ada bimbingan karir untuk memenuhi kebutuhan - kebutuhan khusus dan karena latar belakang khusus, seperti bimbingan karir untuk wanita, kaum usia tua, penyandang cacat dan mereka yang baru keluar dari program rehabilitasi, seperti mantan narapidana, veteran yang baru pulang dari medan perang.
  1. Inventarisasi Pribadi
Dari kegiatan asasmen pribadi diperoleh data dan informasi mengenai pribadi siswa, khususnya adalah data dan keterangan yang erat kaitannya dengan masalah pemilihan karir, artinya yang dapat digunakan untuk bahan mengambil keputusan karir dan menyusun rencana karir. Program umum inventori pribadi mencakup program testing, program penyusunan instrument/alat ukur sendiri, program penyusunan norma local, programtabel ekspentasi, program penggunaan data hasil inventarisasi untuk penyusuna program – program lain, termasuk program pengajaran dan program bantuan kepada guru dan kepada kepala sekolah. Keterangan yang terkumpul melalui kegiatan ini adalah :
1)      Kemampuan mental umum ( kecerdasan )
2)      Kemampuan khusus ( bakat ) karir
3)      Minat umum dan minat karir
4)      Masalah ( termasuk masalah dalam karir )
5)      Prestasi belajar siswa
Inventarisasi pribadi mencakup mencakup teknik testing dan teknik non testing. Dalam pengorganisasian kegiatan ini diperlukan perumusan tujuan dan pelibatan guru dan staf lain di sekolah dalam perancangan dan pelaksanaan program.
  1. Pemahaman Dunia Kerja
Program ini meliputi 2 program besar yaitu
1)      Program pengumpulan bahan informasi
Mencakup kegiatan segi masyarakat khususnya masyarakat industry dan dunia usaha, disamping kegiatan – kegiatan lain seperti kontak dengan instansi/sumber masyarakat, kunjungan konselor ke instansi industry, undangan narasumber, yang bertujuan mengumpulkan bahan informasi khususnya karir.
2)      Program penyampaian atau penggunaan bahan informasi.
Menggunakan metode bimbingan kelompok, kegiatan individual yang dipadukan ke dalam kegiatan konseling dan kegiatan kelompok terpadu dalam program pengajaran atau program pendidikan lain di sekolah. Bimbingan karir berupa diskusi kelompok sangat efektif bagi siswa – siswa yang mempunyai kebutuhan dan masalah yang sama.
Tujuan kegiatan ini tidak hanya pengembangan ranah kognitif saja, khususnya pengetahuan tentang dunia kerja. Pengalaman harus menjangkau sampai pada ranah afektif dan nternalisasi pengetahuan, sikap, nilai, kedalam perilaku yang dikehendaki. Bagi siswa yang memasuki dunia kerja, tidak cukup bermodalkan bakat, pengetahuan dan keterampilan saja, adalah penting bahwa segi afektif keterampilan kerja untuk dikembangkan di sekolah.
Beberapa hal mengenai pengorganisasian program untuk pemahaman dunia kerja diberikan penekanan di :
·         Jelas dan eksplisitnya rumusan tujuan program dan kegiatan
·         Perlu dan pentingnya pelibatan siswa
·         Perlunya pelibatan dan kerja sama guru dan staf lainnya
  1. Orientasi dunia kerja
Melalui kegiatan ini daharapkan siswa mengenal lingkungan kerja dan kondisi kerja dalam keadaan nyata. Kegiatan ini mencakup pengalaman siswa berkunjung ke tempat – tempat kerja di industri – industri. Di samping melakukan pengamatan terhadap orang – orang yang bekerja, lingkungan kerja dan suasananya, siswa juga bisa melakukan wawancara dengan pekerja mengenai berbagai hal, seperti pekerjaannya, perasaannya danpandangannya tentang pekerjaan yang yang dilakukan dan tentang lingkungan serta suasana dimana mereka bekerja. Siswa akan memperoleh pemahaman dan orientasi yang lebih baik dengan mewawancarai pekerja yang sudah berpengalaman mengenai pekerjaan yang diinginkan.
  1. Konseling Pengambilan Keputusan Karir
Kegiatan ini dilakukan dengan sasaran agar program dimanfaatkan secara maksimum oleh siswa dan menjangkau sasaran khalayak ( siswa ) seluas – luasnya. Diskusi kelompok untuk siswa – siswa dengan masalah dan kebutuhan yang sama dapat menjadi wahana bagi munculnya kesiapan konseling secara individual.
Di samping format diskusi kelompok dan konseling bisa dikembangkan program - program lain berkenaan dengan keputusan karir. Sebagai contoh Brailey et al. mengembangkan program ICDM ( Improved Career Decision Making ) yang bertujuan meningkatkan keterampilan siswa dalam pengambilan keputusan karir. Pokok bahasannyan meliputi :
1)      Penjelasan mengenai ICDM
2)      Perubahan pekerjaan
3)      Perubahan informasi
4)      Perubahan pengambilan keputusan
5)      Perubahan konseling karir
6)      Informasi pasar kerja
7)      Konsep tentang pasar kerja
8)      System/sumber klasifikasi
9)      Perencanaan tindakan
10)  Informasi pasar kerja local/daerah/nasional
11)  System penyampaian informasi karir
12)  Matriks pengambilan keputusan
13)  Kebutuhan khusus
14)  Kegiatan konseling kelompok dengan video
15)  Kegiatan perencanaan kegiatan
  1. Penempatan
Program penempatan kerja berlaku sekali dan lebih nyata dalam bimbingan karier di sekolah menengah kejuruan dari pada di sekolah umum. Sebagai buah konseling yang berhasil siswa mampu mengambil keputusan kerja meskipun hanya bersifat sementara. Pengalaman seperti itu memungkinkan siswa menentukan pilihan yang lebih definitif. Kalau sistem ganda dan kebijakan tentang link-and-match yang dicanangkan Depdikbud berjalan sperti yang dimaksud –seperti yang diberitakan;ditetapkan mulai 1994- maka hal itu akan memperlancar penyelenggaraan program penempatan kerja ini. Untuk sekolah menegah umum (SMA), program penempatan berupa, penempatan siswa-siswa ke jurusan-jurusan yang ada atau ke program kurikulum seperti prakarya, kelompok minat atau hobi, yang semuanya itu pada akhirnya mempunyai nilai untuk tujuan perancangan karier juga.
  1. Tindak Lanjut dan Evaluasi
Tindak lanjut ditujukan kepada para tamatan atau mereka yang putus sekolah dan bertujuan mengetahui apakah mereka mendapat pekerjaan; kalau bekerja, apakah pekerjaan itu cocok dengan pendidikan dan keputusan yang diambil dalam konseling, apakah memperoleh kepuasan kerja; kalau tidak bekerja, mengapa. Tujuan umum studi tindak lanjut adalah untuk mengetahui apakah program/layanan berhasil, apakah tujuan tercapai. Mengacu pada layanan tindak lanjut ditujukan pada siswa yang baru memperoleh layanan, misalnya layanan konseling karier –apakah siswa melaksanakan keputusan kerja yang diambil dalam konseling. Jadi tindak lanjut mempunyai arti penilaian –menilai keberhasilan layanan. Studi lanjut juga merupakan cara memperoleh bahan informasi jabatan bagi mantan siswa yang tamat atau putus sekolah.
  1. Kurikulum dan Bimbingan Karier
Inti kegiatan program ini adalah pemaduan layanan bimbingan karier ke dalam kurikulum (pengajaran). Beberapa kegiatan pengajaran yang bisa dimanfaatkan untuk pelaksanaan bimbingan karier diuraikan berikut:
Pengajaran berbagai bidang studi. Pengajaran bermanfaat khususnya sebagai wahana untuk memberikan informasi pekerjaan. Misal kimia dan biologi dengan dokter, matematika dengan konsultan pajakAdanya kandungan informasi karier pada setiap mata pelajaran perlu disadari guru. Sudah barang tentu tujuan setiap mata ajaran lebih luas dari itu, yaitu mencakup tujuan-tujuan sosial, kultural dan personal.
Unit pengajaran. Bidang studi IPS adalah yang cocok untuk wadah menciptakan pelajaran khusus tentang karier. Penagajaran dalam bentuk proyek, atau unit memberikan pengalaman belajar kepada siswa untuk memperoleh pemahaman yang utuh tentang suatu pokok minat dan perhatian siswa. Pengajaran unit juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkaji satu pokok masalah secara lintas disiplin pelajaran dan terintegrasi, dalam hal ini tidak hanya dari bidang mata pelajaran IPS sendiri, tetapi juga diluarnya seperti bahasa, IPA, matematika, kesehatan. Pengajaran unit juga memungkinkan digunakannya beragam metode, media-sumber, dan ancangan yang semuanya mengaktifkan siswa dengan begitu pengalaman belajar menjadi lebih bermakna. Salah satu metode yang penting adalah main peran atau sandiwara, yang memberikan pengalaman karier tak langsung atau simulasi.
2.2  Pengertian Instrument
Secara umum yang dimaksud instrument adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variable. Dalam bidang penelitian, instrument diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan data mengenai variabel - variabel penelitian untuk kebutuhan penelitian, sedangkan dalam bidang pendidikan instrument digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, factor - factor yang diduga mempunyai hubungan atau berpengaruh terhadap hasil belajar, perkembangan hasil belajar siswa, keberhasilan proses belajar mengajar guru, dan keberhasilan pencapaian suatu programtertentu.
2.3  Jenis-jenis Instrumen
Pada dasarnya instrumen dapat dibagi dua yaitu tes dan nontes. Yang termasuk kelompok tes adalah tes prestasi belajar, tes intelegensi, tes bakat, dan tes kemampuan akademik, sedangkan yang termasuk dalam kelompok non-tes adalah skala sikap, skala penilaian, pedoman observasi, pedoman wawancara, angket, pemeriksaan dokumen dan sebagainya. Instrumen yang berbentuk tes bersifat performansi maksimum sedang instrumen non-tes bersifat performansi tipikal.
1.      Tes
a.       Pengertian
Secara umum tes diartikan sebagai alat yang digunakan untuk mengukur pengetahuan dan penguasaan obyek ukur terhadap seperangkat konten dan materi tertentu. Menurut Sudijono (1996), tes adalah alat atau prosedur yang digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Tes dapat juga diartikan sebagai alat pengukur yang mempunyai standar objektif, sehingga dapat dipergunakan secara meluas, serta betul - betul dapat digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu (Anastasi dan Turabian, 1997). Menurut Cronbach (1984), tes merupakan suatu prosedur yang sistematis untuk mengamati atau mendeskripsikan satu atau lebih karakteristik seseorang dengan menggunakan standar numeric atau sistem kategori. Menurut Bruce (1978), tes dapat digunakan untuk mengukur banyaknya pengetahuan yang dieroleh individu dari suatu bahan pelajaran yang terbatas pada tingkat tertentu. Oleh karena itu, tes merupakan alat ukur yang banyak digunakan dalam dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan umumnya orang masih memandang bahwa indikator keberhasilan seseorang mengikuti pendidikan adalah dilihat dari seberapa banyak orang menguasai materi yang telah dipelajarinya dalam suatu jenjang pendidikan tertentu. Norman (1976) mengemukakan bahwa tes merupakan salah satu prosedur evaluasi yang komprehensif, sistematik, dan obyektif yang hasilnya dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dalam proses pengajaran yang dilakukan oleh guru. Dari beberapa pengertian tes di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tes memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan.
b.      Fungsi
Secara umum ada beberapa fungsi tes dalam dunia pendidikan. Pertama, tes dapat berfungsi sebagai alat untuk mengukur prestasi belajar siswa. Sebagai alat untuk mengukur prestasi belajar siswa tes dimaksudkan untuk mengukur tingkat perkembangan atau kemajauan yang telah dicapai siswa setelah menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. Kedua, tes dapat berfungsi sebagai motivator dalam pembelajaran. Hampir semua ahli teori pembelajaran menekankan pentingnya umpan balik yang berupa nilai untuk meningkatkan intensitas kegiatan belajar. Ketiga, tes dapat berfungsi untuk upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran ada tiga jenis tes yang perlu dibahas, yaitu tes penempatan, tes diagnostic, dan tes formatif. Tes yang dilaksanakan untuk keperluan penempatan bertujuan agar setiap siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas atau pada jenjang pendidikan tertentu dapat mengikuti kegiatan pembelajaran secara efektif, karena sesuai dengan bakat dan kemampuannya masing – masing. Keempat, tes yang dimaksudkan untuk menentukan berhasil atau tidaknya siswa sebagai syarat untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Untuk keperluan ini dikenal istilah tes sumatif.
c.       Penyusunan tes sebagai alat evaluasi.
Penyusunan dan pengembangan tes dimaksudkan untuk memperoleh tes yang valid, sehingga hasil ukurnya dapat mencerminkan secara tepat hasil belajar atau prestasi belajar yang dicapai oleh masing – masing individu peserta tes setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran.
Adapan langkah- langkah menyusun tes adalah:
a)      Menetapkan tujuan tes.
b)      Analisis kurikulum.
c)      Analisis buku pelajaran.
d)     Membuat kisi-kisi.
e)      Penulisan tujuan instuksional khusus.
f)       Penulisan soal.
g)      Uji soal tes.
h)      Analisis hasil uji coba.
i)        Revisi soal.
j)        Merakit soal menjadi tes.
k)      Pengayaan dan remedial.
2.      Non Tes
a.       Observasi pelaksanaan Speed Test pada saat Lomba Cerdas Cermat.
Speed Test merupakan salah satu dari jenis tes yang ditinjau dari waktu yang disediakan bagi peserta tes. Dalam speed test, waktu yang disediakan bagi peserta tes sangat terbatas sehingga peserta tes perlu memacu otak secara ekstra untuk dapat menjawab dan menyelesaiakan butir-butir tes.
2.4  Definisi Penilaian
Pengertian penilaian menurut para ahli :
1.      Guba (dalam Abramson, 1979), mempelajari rumusan-rumusan definisi di dalam pustaka, mengenali tiga jenis definisi penilaian yaitu (1) padanan istilah pengukuran, (2) identic dengan kecocokan antara kinerja dan tujuan, dan (3) pertimbangan professional.
2.      Definisi umum mengenai penilaian di lingkungan pendidikan menurut Cronbach (1974), dalam Payne), penilaian adalah pengumpulan dan penggunaan informasi untuk membuat keputusan mengenai suatu program pendidikan.
3.      Di bidang bimbingan, McDaniel (1956) dengan merujuk ke pendapat Kefauver dan Hand mengatakan bahwa penilaian adalah proses menentukan nilai guna, dan penilaian suatu program bimbingan merupakan suatu usaha untuk menentukan nilai dan kegunaan program itu.
Keputusan didalam bimbingan karier, seperti halnya dalam bidang pendidikan umumnya, ada bermacam-macam yang menyangkut program, siswa perseorangan, administrative maka macam informasi yang diperlukan untuk bahan pengambilan keputusan itu pun bermacam-macam.
Keputusan yang menyangkut program, misalnya adalah program itu diperbarui, atau diganti, atau diberlakukan, atau diteruskan ke sekolah-sekolah atau ke daerah-daerah lain, atau diteruskan penyelenggaraannya di suatu sekolah. Keputusan yang menyangkut siswa perseorangan, umpamanya adalah menempatkan seorang siswa di suatu jurusan tertentu atau merujuk siswa tersebut ke konselor lain. Dari penilaian juga bisa diperoleh informasi untuk keputusan administratif yang menyangkut lembaga seperti mempertimbangkan bagaiman “baiknya” sistem sekolah yang memiliki program karier tertentu, bagaimana kecakapan konselor yang mengelola suatu program bimbingan karier.
Dari uraian-uraian tentang pengertian penilaian diatas tersirat maksud atau fungsi penilaian. Di bidang bimbingan, konselor melakukan penilaian karena kepedualiannya yang besar untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi siswa. Dengan melakukan penilaian, konselor pada hakikatnya bermaksud mengusahakan perbaikan atau peningkatan kinerja professional, melakukan penilaian merupakan kebutuhan dan tujuan etis pribadi.
2.5  Penilaian Pengajaran dan Penilaian Bimbingan
Penilaian dalam pengajaran berusaha melihat terjadinya perubahan perilaku siswa sebagai hasil belajar dan ini mengacu ke tujuan pembelajaran yang ditetapkan berdasarkan tujuan kurikulum. Dasar pertimbangan pemberian nilai adalah asesmen suatu bentuk pengukuran atas kinerja siswa. Dalam penilaian dalam pengajaran ada pengertian “baik” dan “buruk”, atau “benar” dan “salah” mengenai tingkah laku seorang siswa, dan pertimbangan penilainnya berdasarkan isi kurikulum dan tujuan pembelajran yang ditetapkan sebelumnya. Dalam praktik pengajaran yang lazim di sekolah-sekolah, penilaian pengajaran memberikan lambing sebagai simpulan atas perilaku siswa yang dinilai, berupa angka nilai (misalnya 5, 6, 7, sampai 10; atau 10 ampai 100), atau lambing lain, huruf umpamanya (misalnya A, B, C ,D E) atau pernyataan kualitatif (misalnya bagus, cukup, kurang). Lambang-lambang penilaian ini dalam system yang berlaku, biasanya digunakan guru untuk mengambil keputusan yang menyangkut siswa, apakah siswa naik kelas atau harus tinggal kelas, lulus atau gagal dalam ujian.
Penilaian dalam bimbingan, khususnya terhadap layanan konseling, tidak menilai siswa dalam arti dan penggunaan seperti dalam pengajaran. Penialain dalam bimbingan lebih banyak menilai konselor dan pelayanannya dari pada menilai klien. Acuan penilaian dalam pengajaran adalah tujuan yang ditetapkan guru atau perancang berdasarkan isi dan tujuan kurikulum, sedangkan penilaian konseling mengacu pada tujuan yng ditetapka klien sendiri dengan bantuan konselor. Dalam hal program, dalam banyak hal, penilaian keefektifan program bimbingan banyak persamaannya dengan penilaian keefektifan pengajaran. Simpulan penilaiannya secara garis besar adalah program bimbingan berhasil (tujuan tercapai, efektif) atau program bimbingan tidak berhasil.
Penilaian Bimbingan Dilihat dari Segi yang Dinilai, ada berbagai pandangan mengenai segi bimbingan yang dinilai. Dalam penilaian produk, sasarannya adalah menjadikan keluaran system, yaitu siswa dengan perilaku dan capaiannya. Mencari, menilai dan menafsirkan informasi tentang kesempatan kerja. Penilain acuan keluaran ini memandang produk merupakan hasil akhir dari seluruh usaha intervensi yang telah diberikan tidak pandang apa yang terjadi atau dilakukan untuk menghasilkan produk itu..
Penilaian proses juga disebut penilaian formatif, hakikatnya menilai apa yang terjadi waktu sistem dalam tahap pembentukan dalam menilai apa yang terjadi waktu sistem dalam tahap pembentukan dalam rangka mencapai tujuan. Penilaian ini berguna untuk mengenali mana dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan yang membuahkan hasil dan mana yang tidak. Berdasarkan penilaian proses diambil keputusan untuk meneruskan sistem atau mengubahnya. Kedua macam penilaian ini, produk dan proses adalah jenis penilaian yang lazim dilakukan.
2.6  Proses Penilaian Bimbingan
Penilaian dalam bimbingan menurut McDaniel (1956) secara umum berlangsung mengikuti proses berikut :
1.      Merumuskan tujuan.
2.      Menetapkan kriteria.
3.      Megumpulkan data (bukti, evidensi).
4.      Mempertimbangkan kecocokan evidensi itu terhadap kriteria.
Blocher (1987) mengenali delapan langkah dalam proses penilain, yang dengan langkah kesembilan (Brown dan Srebelus, 1988) menjadi:
1.      Mengenali jutuan penilaian dan keputusan yang diambil.
2.      Menentukan siapa yang akan mengambil keputusan.
3.      Menetapkan kriteria penilaian.
4.      Menentukan sumber data.
5.      Menentukan cara pengumpulan data.
6.      Mengumpulkan data.
7.      Menganalisis data.
8.      Menafsirkan data dan melaporkan hasil.
9.      Mengambil keputusan mengenai program berdasarkan simpulan penilaian.
Langkah-langkah proses penilaian tersebut diatas nyata berlaku untuk pelaksanaan penilaian yang sistematis, dan penilaian itu menerapkan ancangan penelitian (riset) atau studi penilaian. Demikianpun yang dimaksud dengan langkah-langkah penilaian itu khususnya adalah penilaian program bimbingan. Ini berarti bahwa program itu melalui proses perancangan.

0 komentar :

Posting Komentar